Jika anda adalah salah satu penggemar berat bakmi, ketika  sedang berada di Yogyakarta cobalah untuk mampir mengunjungi warung  makan bakmi Shibishu yang terletak di Jalan Raya Bantul No.106. Tempat  ini dapat ditempuh sekitar lima menit dari Malioboro, tepatnya 500 meter  selatan Pojok Beteng Kulon. Jangan terkecoh oleh namanya yang agak  berbau Jepang, bakmi ini dimiliki oleh orang Yogya asli dan sudah  beroperasi sejak 25 tahun lalu.Warung makan ini adalah yang paling  banyak dikunjungi dibandingkan warung-warung makan lain yang ada di  sekitarnya.
Selain keramaiannya tersebut pada awalnya saya cukup  bingung dengan apa yang akan saya temui di warung makan ini. Tempat ini  terkenal dengan nama 'bakmi bisu'. Ada beberapa pikiran iseng saya  berkenaan dengan istilah tersebut. Pertama, bakmi tersebut saking  enaknya sehingga ketika mencobanya, kita akan membisu alias tidak bisa  berkata-kata. Pikiran yang kedua, yang menjajakan bakmi ini alias si  penjual adalah orang yang tuna wicara atau bisu. Saat memesan satu porsi  bakmi goreng kepada seorang wanita paruh baya yang sedang meracik bumbu  saya mengira tebakan iseng saya yang kedua sudah gugur, karena si ibu  tersebut ternyata bisa bicara. Tapi kemudian pada akhirnya saya  mengetahui satu dari dua tebakan saya ada yang benar, begini cerita  lengkapnya.         
Selain memesan bakmi goreng, saya juga memesan teh  manis hangat sebagai pendamping makan. Saat menunggu pesanan tiba,  perlahan saya mulai mengerti salah satu alasan kenapa tempat ini  terkenal dengan nama bakmi bisu. Ternyata pelayan yang mendistribusikan  pesanan ke para pelanggan adalah seorang wanita tuna wicara (bisu). Ada  satu orang lagi yang membantu ibu peracik dan pemasak bakmi yang  sepanjang pengamatan saya juga 'membisu' atau tidak bicara sepanjang  melakukan pekerjaannya sebagai pengipas bara api di anglo.
Cukup lama pesanan saya tiba. Bisa dimaklumi karena  warung ini hanya menggunakan sebuah anglo berbahan bakar arang untuk  memasak semua pesanan pelanggannya. Sambil menunggu pesanan bakmi,  suguhan yang datang terlebih dahulu adalah teh manis hangat. Cukup  berbeda dari tempat lain yang menyajikan teh hanya dengan menggunakan  gelas. Di sini juga diberi tambahan sebuah teko kecil untuk jog jika air  teh yang ada di gelas sudah habis. Selain berbeda dalam penyajian, teh  ini juga berbeda dalam hal rasa jika dibandingkan dengan teh di tempat  lain. Sruputan pertama ketika mencecap teh ini meninggalkan sensasi  tersendiri. Jika boleh meminjam tag line sebuah produk teh, ini adalah  sensasi wasgitel (wangi, sepet, legi, dan kentel). Aroma yang keluar  dari panasnya kopi menimbulkan wangi aroma teh yang khas. Warna teh yang  coklat kehitaman menunjukkan kekentalan dan rasa sepet yang membekas di  ujung lidah. Kemudian dilengkapi dengan manis yang elegan dari gula  batu yang dicelupkan ke dalam teh. Sudah lama saya tidak merasakan teh  yang seperti ini. Terakhir, saya mencicipi teh yang enak beberapa tahun  yang lalu ketika melakukan penelitian sosial budaya di daerah Tegal  Utara.
Setelah hampir 20 menit menunggu akhirnya pesanan bakmi  goreng saya diantar oleh si wanita bisu. Tampilan bakmi goreng ini  sekilas hampir sama dengan bakmi di tempat lain, hanya saja warnanya  lebih terang sedikit mungkin karena tidak terlalu banyak menggunakan  kecap. Bakmi ini terbuat dari dua jenis mi, yakni mi kuning dan bihun.  Kemudian dilengkapi dengan potongan-potongan kecil daging ayam dan  seledri. Suapan pertama ketika mencoba bakmi bisu ini membuat saya  hampir kehilangan kata. Bumbu yang menyelimuti bakmi ini amat terasa  tebal dan meresap ke dalam mi. Sekilas rasa mi ini seperti agak  berlebihan bumbu, namun itu semua hilang ketika disusul oleh  suapan-suapan selanjutnya.
Di meja penyajian juga disediakan cabe rawit yang sangat nikmat jika diceplus  berbarengan dengan mi. Hal yang tidak terlupakan dari makan di bakmi  bisu ini adalah ketika setelah selesai makan mi dilanjutkan dengan teh  panas wasgitel. Dua hal ini-mi dan teh- seakan saling melengkapi  dengan  kelebihannya masing-masing untuk menjadikan pengalaman wisata kuliner  yang sulit dilupakan bagi anda. Pada akhirnya, saya cukup senang karena  dua tebakan saya di awal tulisan ada yang benar. Bakmi Shibishu membuat  saya kehilangan kata dan membisu untuk sesaat karena kelezatannya


23.17
makjegagik




 Posted in:  




 

 



















0 komentar:
Posting Komentar